Low Carbon Exchange Program ke Kitakyushu University, Jepang, 6-13 Januari 2019

29 Januari 2019

Low Carbon program adalah program exchange yang merupakan salah satu bentuk dari kerjasama beberapa Universitas di Indonesia, termasuk Universitas Andalas dengan Kitakyushu University, Jepang. Program ini telah berjalan selama dari tahun 2014 dimana pada tahun ajaran 2018/2019 dilaksanakan pada tanggal 6-13 Januari 2019 di Kota Kitakyushu, Jepang. Delegasi dari Teknik Lingkungan Universitas Andalas tahun 2019 ini adalah Qurratu Ayunin (mahasiswa S1), Dean Eka Putri, ST (mahasiswa S2), serta dua orang dosen jurusan Teknik Lingkungan Unand yakni Ibu Budhi Primasari, M.Sc dan Tivany Edwin, M.Eng. Untuk mahasiswa S1 pendanaan disupport penuh oleh JST, sedangkan untuk mahasiswa S2 dan dosen dibantu parsial oleh Jurusan Teknik Lingkungan sendiri.

Pada kesempatan ini para delegasi diajak untuk mengunjungi berbagai tempat yang dapat dijadikan percontohan dalam hal pengelolaan lingkungan di Kota Kitakyusu. Kota Kitakyushu dahulunya dikenal sebagai sebuah kota industri namun kegiatan tersebut mengakibatkan dampak buruk terhadap lingkungan. Kota ini mampu memperbaiki kualitas lingkungannya kembali setelah upaya keras selama lebih kurang 50 tahun.

Adapun agenda para delegasi Low carbon program cukup padat diawali dengan mengunjungi Hiagari sewage treatment plant yang merupakan tempat pengolahan limbah cair Kota Kitakyushu. Limbah yang diolah merupakan limbah campuran air hujan Dan domestik. Pipa penyaluran air buangan dilapisi dengan steel tape yang ditambahkan belakangan untuk mencegah terjadinya kebocoran akibat bencana gempa. Adapun unit pengolahan air limbahnya terdiri dari grit chamber, sedimentation tank I, activated sludge, sedimentation tank 2,filtrasi dan Bak klorinasi. Efluen dari pengolahan ini dijadikan sumber air penggelontor toilet untuk Hiagari Sewage treatment Plant sendiri.

Tempat selanjutnya yang dikunjungi yaitu Smart City museum. Museum ini menceritakan sejarah Kota Kitakyushu dari masa revolusi industri hingga dapat menjadi Kota percontohan lingkungan. Berikutnya kunjungan ke rumah ramah lingkungan dengan pemakaian energi minimum yang menggunakan kendaraan berbahan bakar hidrogen, dimana kendaraan in juga dapat dijadikan sumber listrik.

Kunjungan berikutnya adalah ke pusat daur ulang Kitakyushu atau yang dikenal juga dengan Ecotown. Ada Dua puluh tujuh jenis material yang didaur ulang di Ecotown ini, namun delegasi Low Carbon Program hanya dapat mengunjungi pabrik daur ulang plastik PET yang diolah menjadi bahan dasar membuat benang dan wadah plastik, lanjut ke pabrik daur ulang kaleng aluminum dan baja yang dijadikan bijih aluminum dan baja, serta ke pusat pengomposan sampah organik yang dapat mengurangi sampai 95% timbulan sampah organik di Kitakyushu. Untuk kunjungan ke tempat pengomposan diawali dengan penjelasan pengomposan Kota Kitakyushu di Fukuoka Research Centre.

Kunjungan selanjutnya adalah food bank Kitakyushu, yakni tempat dikumpulkannya bahan makanan yang tidak mencapai standar kualitas supermarket serta yang sudah sepertiga masa menjelang kadaluarsa. Makanan yang disimpan di food bank masih layak untuk dimakan. Bahan makanan ini kemudian diberikan untuk diolah menjadi makan malam di Kodomo Shokudo, sekolah malam anak di Kitakyushu.

Dua kunjungan terakhir adalah Hibikinada Biotop, area reklamasi yang dahulunya sangat tercemar sehingga tidak Ada spesies yang dapat hidup di atasnya. Area ini telah berhasil diperbaiki kualitasnya sehingga telah 46 spesies dapat tinggal di area reklamasi tersebut. Selanjutnya adalah Mojiko Harbour yang dahulunya merupakan pusat perdagangan Kitakyushu dan saat ini telah dijadikan daerah wisata berbasis lingkungan oleh pemerintah.

Banyak hal yang dapat dipelajari dari kunjungan-kunjungan tersebut. Selanjutnya dapat dijadikan referensi dalam usulan pengembangan kota di Indonesia.

Read 2507 times