World Water Day 2012

29 Maret 2012

Peringatan Hari Air Se-Dunia ke-20

Peringatan Hari Air Se-Dunia ke-20 yang jatuh pada tanggal 22 Maret 2012 digelar serentak di seluruh dunia, dan untuk yang kesekian kalinya Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Andalas (HMTL UNAND) kembali unjuk gigi dalam memperingati Hari Air Se-Dunia ini. Kali ini rangkaian acara yang dipersembahkan oleh HMTL UNAND adalah Sosialisasi Hari Air dan Lubang Resapan Biopori. Acara peingatan hari air ini diketuai oleh Benny Setyawan. HMTL UNAND melaksanakan aksinya di salah satu SMA Negeri di Kota Padang yang memperoleh penghargaan ADIWIYATA, yakni SMA N 3 Kota Padang. Kali ini HMTL UNAND bukan hanya mensosialisasikan mengenai Hari Air Se-Dunia dan lubang resapan biopori sebatas materi saja, namun HMTL UNAND juga langsung mendemonstrasikan cara pembuatan lubang resapan biopori dengan menggunakan bor biopori di lapangan SMA N 3 Kota Padang.

Acara sosialisasi Hari Air dan lubang resapan biopori ini berlangsung di Aula SMA N 3 Kota Padang. Acara dimulai pada pukul 13.00 WIB dan dibuka oleh MC yakni Resthy Faulin Asri, setelah itu diikuti dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Yogi Saputra dan diteruskan dengan pemberian kata sambutan oleh Ketua HMTL UNAND yakni Adrian Ermanda. Acara ini diikuti oleh sebagian besar siswa/i SMA N 3 Padang. Animo siswa/i SMA N 3 Padang terlihat begitu besar, hal tersebut tampak pada saat pemateri yakni Ibu Yeggi Darnas MT, yang merupakan salah satu dosen terbaik di Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas memberikan materi mengenai Hari Air Se-Dunia. Setelah beliau selesai menyampaikan materi, tampak begitu banyak siswa/i yang berlomba-lomba mengajukan pertanyaan terkait dengan penjelasan yang disampaikan sebelumnya. Antusias siswa/i SMA N 3 Padang semakin memuncak ketika salah satu Mahasiswi Teknik Lingkungan Universitas Andalas yakni Leni memberikan materi mengenai lubang resapan biopori. Lubang resapan biopori (LRB) dipilih sebagai salah satu materi yang diberikan atas dasar bahwa LRB merupakan salah satu teknologi sederhana yang tepat guna dalam mengatasi banjir, sampah dan ketersediaan air tanah.

Saat pemateri selesai menyampaikan materi, secara serentak siswa/i SMA N 3 Padang berlomba-lomba mengajukan pertanyaan kembali. Respon siswa/i yang begitu besar ini tentunya menimbulkan semangat bagi pemateri untuk memberikan jawaban yang tepat dan akurat atas pertanyaan tersebut, ditambah lagi HMTL menyediakan hadiah-hadiah menarik kepada siswa/i yang aktif mengajukan pertanyaan. Beberapa materi yang dijelaskan yakni sebagai berikut:

Apa itu lubang resapan biopori (LRB)?

Lubang resapan biopori merupakan lubang yang dibuat secara tegak lurus (vertikal) ke dalam tanah dengan diameter 10-30 cm dan kedalaman 100 cm, atau tidak melebihi muka air tanah dan akar tanaman.

 

Alat apa saja yang dapat digunakan untuk membuat LRB?

Alat yang digunakan untuk membuat lubang resapan biopori dapat berupa bor biopori atau alat lain yang dapat membuat lubang vertikal seperti linggis, kape dan pisau.

 

Bagaimana cara membuat LRB?

  1. Cari lokasi yang tepat untuk membuat lubang LRB, yaitu pada daerah air hujan yang mengalir seperti taman, halaman parkir dan sebagainya;
  2. Tanah yang akan dilubangi disiram dengan air agar mudah dalam melakukan pelubangan;
  3. Letakkan mata bor tegak lurus dengan tanah untuk memulai pengeboran;
  4. Lubangi tanah dengan bor biopori (bor biopori adalah bor untuk tanah mineral), dengan menekan bor ke kanan sambil diputar ke kanan hingga bor masuk ke dalam tanah;
  5. Untuk memudahkan dalam pengeboran, lakukan penyiraman dengan air selama pengeboran;
  6. Setiap ± 15 cm atau sedalam mata bor, tarik mata bor sambil tetap diputar ke arah kanan, untuk membersihkan tanah yang berada di dalam mata bor;
  7. Bersihkan tanah dari dalam mata bor dengan menggunakan pisau atau alat tusuk lainnya, dimulai dengan menekan tanah dari sisi dalam mata bor sehinga tanah mudah dilepaskan;
  8. Lakukan terus proses pelubangan tanah berulang-ulang hingga kedalaman mencapai ± 100 cm;
  9. Apabila tanah berbatu atau berkerikil, sehingga terhambatnya pengeboran, maka pengeboran dapat dihentikan hingga kedalaman yang bisa ditembus oleh mata bor saja, walaupun hanya mencapai kedalaman ± 50 cm;
  10. Lalu isi dengan sampah organik.

 

Apa saja yang bisa dimasukkan ke dalam LRB?

Yang bisa dimasukkan ke dalam LRB adalah bahan-bahan yang mudah terurai oleh fauna tanah, misalnya daun, rumput dan sisa-sisa makanan atau yang biasa disebut sampah organik.

 

Bagaimana LRB dapat meningkatkan daya resap air?

Bila fauna tanah membuat terowongan kecil dalam tanah maka luas bidang permukaan akan bertambah. Sebagai contoh bila lubang bor berdiameter 10 cm dengan kedalaman 100 cm maka luas bidang resapan menjadi 3.218 cm2 (setara dengan volume air 1 ember/ 321.800 cm3).

 

Apa saja manfaat LRB?

Manfaat LRB yakni dapat meningkatkan resapan air hujan ke dalam tanah, menjaga ketersediaan air tanah dan selain itu LRB juga dapat dimanfaatkan untuk membuat kompos.

Setelah pemberian materi, sesi tanya jawab dan diskusi, selanjutnya acara dilanjutkan dengan pemberian kenang-kenangan dan penghargaan kepada pihak SMA N 3 Kota Padang yang diwakilkan oleh Bapak Walmukminin M.Pd, serta kepada pemateri yang dalam hal ini diberikan kepada Ibu Yeggi Darnas MT. Namun acara tersebut tidak berakhir hingga pemberian kenang-kenangan itu saja, acara dilanjutkan dengan demonstrasi pembuatan lubang resapan biopori secara langsung oleh siswa/i SMA N 3 Padang yang dipandu oleh Mahasiswa Teknik Lingkungan UNAND. Pada saat melakukan demonstrasi, tampak antusias SMA N 3 Padang semakin meningkat walaupun dalam cuaca yang sangat panas sekalipun. Mekanisme demonstrasi yakni siswa/i SMA N 3 Padang dibagi menjadi tiga kelompok, dimana terdapat beberapa orang pemandu yakni Mahasiswa Teknik Lingkungan UNAND.

Proses pembuatan LRB di lapangan tampak semakin menarik, terlihat dari begitu banyaknya partisipasi siwa/i SMA N 3 Padang dalam pembuatan LRB tersebut. Melalui rangkaian acara ini HMTL berharap dapat meningkatkan pengetahuan dan kepedulian siswa/i terhadap bumi dan lingkungan hidup.

 

Dokumentasi Kegiatan

 

    

 

     

 

     

 

  

Read 2476 times