14 September 2019

Aksi Cepat Tanggap Mahasiswa EHCT Jurusan Teknik Lingkungan – Pembagian Masker

 

(Padang 13/9/2019)

Kebakaran hutan yang terjadi di Riau dan Jambi sudah mewabah sampai ke Sumatra Barat, terkhususnya di Kota Padang. Terlihat pada langit yang sudah tidak cerah lagi, akibat dari kebakaran yang menyebabkan asap dan debu berkumpul di udara. Selain dapat mengganggu penglihatan, asap dan debu akibat kebakaran hutan juga dapat meningkatkan penderita penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas).

Oleh sebab itu, mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas yang tergabung dalam organisasi Enviromental Health Creative Team (EHCT) yang bekerja sama dengan Himpuan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) dan Solid Waste Creative Team (SWCT) berinisiatif membagikan masker gratis kepada pengguna jalan raya. Aksi ini dilakukan Pada Tanggal 13 September 2019 di 3 titik yang berbeda, yaitu Simpang Pasar Baru Pauh, Simpang Bypass Ketaping Unand, Simpang 4 Mesjid Raya Sumatera Barat.

Direktur EHCT, Aditya Riansyah, berharap melalui Gerakan Aksi Cepat Tanggap ini Mahasiswa EHCT Teknik Lingkungan maka penanganan mengenai masalah asap dapat segera diselesaikan. Namun untuk menghindari korban yang akan berjatuhan maka di lakukan gerakan aksi bagi-bagi masker ini sebagai upaya preventif kepada masyarakat serta pengguna jalan.

Dosen Pembina EHCT, Taufiq Ihsan, turut menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mencegah mewabahnya penyakit ISPA di lingkungan masyarakat. Selain itu juga mengajak dan mengedukasi masyarakat sekitar untuk melindungi diri dengan memakai masker. Upaya ini menjadi salah satu solusi yang dapat dilakukan oleh pihak-pihak terkait untuk memperkecil kemungkinan terburuk yang akan terjadi pada masyarakat.

Melalui gerakan ini EHCT mengajak masyarakat untuk selalu memakai masker jika berpergian dengan  hastag #Melawanasok.

 

    

  

 

 

28 Agustus 2019

Enviro Action – Penerapan Diet Plastik di Jurusan Teknik Lingkungan

 

Pada tanggal 20 Agustus 2019, telah dilaksanakan kegiatan “Enviro Action – Penerapan Diet Plstik di Jurusan Teknik Lingkungan” di RSTA 2 Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas yang merupakan salah satu bentuk sosialisasi mengenai Penerapan Diet Plastik di Jurusan Teknik Lingkungan kepada mahasiswa, dosen dan tendik, yang dilakukan oleh tim Solid Waste Creative Team (SWCT). Acara awali dengan kata sambutan oleh SWCT yaitu Syalfia Efriyana, dan pembukaan oleh Dr. Eng. Slamet Raharjo selaku Ketua Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Andalas.

Penyampaian materi mengenai Diet Plastik dipaparkan oleh anggota SWCT Zagita Andriani Ariska yang dilanjutkan dengan kegiatan tanya jawab disertai penyerahan hadiah bagi 3 orang penanya teerbaik. Kegiatan dilanjutkan dengan pembagian Tumbler secara simbolis yang diwakilkan oleh tiap-tiap angkatan, mulai dari angkatan 2019 sampai dengan angkatan 2015. Selain itu, juga disosialisasikan program Tim Persampahan tentang pemilahan sampah di  Jurusan Teknik Lingkungan yang disampaikan oleh ibu Yommi Dewilda, MT.

 

24 Juni 2019

 

PERTEMUAN Ke-3 ANGGOTA INDUSTRIAL ADVISORY BOARD (IAB)

 

Pada hari ini, Sabtu, 27 April 2019, bertempat di Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Andalas telah dilaksanakan acara pertemuan Anggota IAB (Industrial Advisory Board) ke-3 Jurusan Teknik Lingkungan Unand, telah disepakati, masukan sebagai berikut:

  1. Kriteria 5 (Curriculum) pada kategori poin 5 (professional level environmental engineering). Mahasiswa difasilitasi untuk peminatan melalui kerjasama-kerjasama jurusan/fakultas dengan industri. Informasi-informasi tersebut tersedia di website, yang mempermudah mahasiswa untuk mengaksesnya.
  2. Profil Lulusan / PEO
  3. Kemampuan softskill lebih diasah sebagai pemberi nilai plus pada lulusan dan mudah berkompetisi dengan lulusan lainnya. Kemampuan softskill diasah melalui aktif berorganisasi dan tugas-tugas.
  4. Mengoptimalkan formal MoU antara JTL/FT dengan instansi/BUMN/perusahaan sehingga informasi-informasi lebih awal diperoleh lulusan dan lebih diprioritaskan.
  5. Mengoptimalkan pengalaman kerja di dunia kerja pada saat kuliah (ditunjukkan melalui sertifikat), dengan memperbanyak kunjungan lapangan untuk menambah wawasan teknologi dengan mengoptimalkan Kerja Praktek sehingga meningkatkan nilai jual lulusan.
  6. Masukan PEO
  • PEO 1 : Penambahan : “... environmental engineering and technology application .....” dan “berbasis resiko dan kesempatan (risk and opportunity”
  • PEO 3 : Penambahan : “berbasis kompetensi
  1. JTL dapat berperan dalam lembaga afiliasi penelitian dan industri yang melibatkan mahasiswa sehingga menambah wawasan mahasiswa.
  2. Tugas Akhir (TA) diharapkan lebih bervariasi, harus mencari topik/teknologi yang baru, contohnya bedah studi kasus desain.
29 Januari 2019

Low Carbon program adalah program exchange yang merupakan salah satu bentuk dari kerjasama beberapa Universitas di Indonesia, termasuk Universitas Andalas dengan Kitakyushu University, Jepang. Program ini telah berjalan selama dari tahun 2014 dimana pada tahun ajaran 2018/2019 dilaksanakan pada tanggal 6-13 Januari 2019 di Kota Kitakyushu, Jepang. Delegasi dari Teknik Lingkungan Universitas Andalas tahun 2019 ini adalah Qurratu Ayunin (mahasiswa S1), Dean Eka Putri, ST (mahasiswa S2), serta dua orang dosen jurusan Teknik Lingkungan Unand yakni Ibu Budhi Primasari, M.Sc dan Tivany Edwin, M.Eng. Untuk mahasiswa S1 pendanaan disupport penuh oleh JST, sedangkan untuk mahasiswa S2 dan dosen dibantu parsial oleh Jurusan Teknik Lingkungan sendiri.

Pada kesempatan ini para delegasi diajak untuk mengunjungi berbagai tempat yang dapat dijadikan percontohan dalam hal pengelolaan lingkungan di Kota Kitakyusu. Kota Kitakyushu dahulunya dikenal sebagai sebuah kota industri namun kegiatan tersebut mengakibatkan dampak buruk terhadap lingkungan. Kota ini mampu memperbaiki kualitas lingkungannya kembali setelah upaya keras selama lebih kurang 50 tahun.

Adapun agenda para delegasi Low carbon program cukup padat diawali dengan mengunjungi Hiagari sewage treatment plant yang merupakan tempat pengolahan limbah cair Kota Kitakyushu. Limbah yang diolah merupakan limbah campuran air hujan Dan domestik. Pipa penyaluran air buangan dilapisi dengan steel tape yang ditambahkan belakangan untuk mencegah terjadinya kebocoran akibat bencana gempa. Adapun unit pengolahan air limbahnya terdiri dari grit chamber, sedimentation tank I, activated sludge, sedimentation tank 2,filtrasi dan Bak klorinasi. Efluen dari pengolahan ini dijadikan sumber air penggelontor toilet untuk Hiagari Sewage treatment Plant sendiri.

Tempat selanjutnya yang dikunjungi yaitu Smart City museum. Museum ini menceritakan sejarah Kota Kitakyushu dari masa revolusi industri hingga dapat menjadi Kota percontohan lingkungan. Berikutnya kunjungan ke rumah ramah lingkungan dengan pemakaian energi minimum yang menggunakan kendaraan berbahan bakar hidrogen, dimana kendaraan in juga dapat dijadikan sumber listrik.

Kunjungan berikutnya adalah ke pusat daur ulang Kitakyushu atau yang dikenal juga dengan Ecotown. Ada Dua puluh tujuh jenis material yang didaur ulang di Ecotown ini, namun delegasi Low Carbon Program hanya dapat mengunjungi pabrik daur ulang plastik PET yang diolah menjadi bahan dasar membuat benang dan wadah plastik, lanjut ke pabrik daur ulang kaleng aluminum dan baja yang dijadikan bijih aluminum dan baja, serta ke pusat pengomposan sampah organik yang dapat mengurangi sampai 95% timbulan sampah organik di Kitakyushu. Untuk kunjungan ke tempat pengomposan diawali dengan penjelasan pengomposan Kota Kitakyushu di Fukuoka Research Centre.

Kunjungan selanjutnya adalah food bank Kitakyushu, yakni tempat dikumpulkannya bahan makanan yang tidak mencapai standar kualitas supermarket serta yang sudah sepertiga masa menjelang kadaluarsa. Makanan yang disimpan di food bank masih layak untuk dimakan. Bahan makanan ini kemudian diberikan untuk diolah menjadi makan malam di Kodomo Shokudo, sekolah malam anak di Kitakyushu.

Dua kunjungan terakhir adalah Hibikinada Biotop, area reklamasi yang dahulunya sangat tercemar sehingga tidak Ada spesies yang dapat hidup di atasnya. Area ini telah berhasil diperbaiki kualitasnya sehingga telah 46 spesies dapat tinggal di area reklamasi tersebut. Selanjutnya adalah Mojiko Harbour yang dahulunya merupakan pusat perdagangan Kitakyushu dan saat ini telah dijadikan daerah wisata berbasis lingkungan oleh pemerintah.

Banyak hal yang dapat dipelajari dari kunjungan-kunjungan tersebut. Selanjutnya dapat dijadikan referensi dalam usulan pengembangan kota di Indonesia.