7 November 2020, telah dilaksanakan Kuliah Umum Kelompok Bidang Keahlian Air “Aplikasi EPANET dalam Perpipaan Distribusi disertai Latihan Penggunaan EPANET” yang diselenggarakan oleh KBK Air Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Andalas. Waktu pelaksanaan dari kegiatan ini yaitu dimulai dari pukul 13.00 sampai 15.00 WIB melalui platform zoom karena situasi pandemi saat ini. Jumlah peserta yang hadir yaitu sekitar 190 orang, dimana peserta berasal dari berbagai universitas dan instansi lainnya. Kuliah umum ini dipandu oleh seorang moderator yaitu Ibu Dr. Ir. Puti Sri Komala, MT. Pemateri kuliah umum ini yaitu Bapak Tomi Wirawan, ST, MT yang merupakan pegawai PDAM Kota Padang.
Kuliah umum ini membahas tentang bagaimana aplikasi epanet dalam perpipaan distribusi. Pada kegiatan kuliah umum ini juga disertai latihan penggunaan EPANET dimana nantinya diharapkan kepada peserta yang mengikuti kuliah umum ini bisa mengaplikasikan langsung program EPANET dalam perpipaan jalur distribusi.
Pada tanggal 30 Oktober 2020, telah terlaksana Diskusi Umum Laboratorium Mikrobiologi “Bakteri Anammox, Bagaimana Penerapannya?” yang diselenggarakan oleh KBK Kesehatan Lingkungan, Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Andalas. Pemateri Diskusi Umum ini yaitu Mahdiah Zulfa, ST yang merupakan mahasiswi Teknik Lingkungan Universitas Andalas dan dimoderatori oleh salah satu asisten Laboratorium Mikrobiologi yaitu Shinta Cyntiana Hendri. Waktu pelaksanaan dari diskusi umum ini dimulai pada pukul 10.00 WIB sampai 11.00 WIB melalui platform zoom sebagai adaptasi situasi pandemi saat ini. Jumlah peserta yang mengikuti diskusi umum ini yaitu sekitar 110 peserta, dimana sebagian besar peserta berasal dari Mahasiswa Teknik Lingkungan Unand lintas angkatan.
Kegiatan diskusi umum ini mengkaji mengenai Bakteri Anammox (Anaerobic Ammonia Oxidation) serta penerapannya di lingkungan. Bakteri yang ditemukan pada tahun 1995 ini dapat dikembangkan menjadi alternatif yang lebih efektif dalam penyisihan nitrogen secara biologi dibandingkan dengan proses konvensional nitrifikasi-denitrifikasi. Proses ini berlangsung optimum pada suhu 37oC. Indonesia sebagai negara tropis memiliki potensi untuk aplikasi proses Anammox untuk menghilangkan nitrogen pada air limbah. Proses anammox terbukti lebih baik dari proses nitrifikasi-denitrifikasi, karena tidak membutuhkan penambahan karbon organik, menghemat kebutuhan oksigen (aerasi) hingga 60%, serta pengurangan produksi lumpur hingga 90% sehingga mengurangi biaya pengolahan lumpur serta lebih sedikit menghasilkan N2O yang merupakan salah satu gas penyebab pemanasan global.
Pada tanggal 24 Oktober 2020, telah terlaksana Diskusi Umum Laboratorium Air “Kajian Kandungan Mikroplastik pada Sungai di Kawasan Asia” yang diselenggarakan oleh KBK air Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Andalas. Waktu pelaksanaan dari diskusi umum ini dimulai pada pukul 13.30 WIB sampai 15.30 WIB melalui platform zoom sebagai adaptasi situasi pandemi saat ini. Jumlah peserta yang hadir yaitu sekitar 105 orang, dimana peserta berasal dari Mahasiswa Teknik Lingkungan Unand lintas angkatan. Diskusi umum ini dipandu oleh Silvia Nur Arifah Mz selaku moderator. Pemateri kuliah umum ini yaitu Abdul Hafiz, ST yang merupakan alumni Teknik Lingkungan Universitas Andalas.
Kegiatan diskusi umum ini membahas mengenai bagaimana dan seberapa penting pengkajian kadar mikroplastik di air sungai. Mikroplastik tengah menjadi topik pembahasan serius akhir-akhir ini karena semakin meningkatnya kadar atau konsentrasi mikroplastik dan bahaya yang ditimbulkan semakin meluas. Identifikasi mikroplastik perlu dilakukan dengan melihat aspek bentuk, jenis, warna, dsb. Hal ini dikarenakan perbedaan karakteristik dari mikroplastik yang teridentifikasi akan menunjukkan sumber dan kegiatan apa yang berpotensi menghasilkan limpahan mikroplsatik tersebut. Kajian di kawasan Asia dilakukan karena kawasan Asia dianggap sebagai kawasan tertinggi penghasil mikroplastik di perairan. Hal ini dipengaruhi oleh aktivitas dan budaya keseharian dari masyarakat negara-negara di Asia yang sangat dekat dan lekat dengan penggunaan plastik
Padang-21 Oktober 2020. Jurusan Teknik Lingkungan Unand Kembali mengadakan kuliah umum dengan topik “Pemantauan Kualitas Udara, Seberapa Efektif dalam mengendalikan Pencemaran Udara?”. Kuliah umum ini dilaksanakan pada hari Senin/ 19 Oktober 2020 pukul 09.00 WIB s.d 12.30 WIB secara daring. Kuliah Umum ini dihadiri lebih kurang 400 peserta dengan berbagai profesi dari seluruh Indonesia. Kuliah umum ini menghadirkan empat narasumber yang memiliki kepakaran pada bidang kualitas udara. Para narasumber ini adalah Dr. Eng. Sudarmanto Budi Nugroho (IGES Japan), Raden Driejana, Ph.D (Dosen TL ITB), Dr. Eng Didin Agustian Permadi (Dosen TL Itenas) dan Dr. Fadjar Goembira (Dosen TL Unand).
Materi dibuka oleh Dr. Fadjar Goembira yang menjelaskan mengenai peraturan terkait dengan kualitas udara. Beliau menyampaikan terdapat ketidaksesuaian antara PerMen LHK No. 14 Tahun 2020 tentang Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) dengan baku mutu udara nasional yang tertuang di dalam PP No. 41 Tahun 1999. Hal ini dapat menghasilkan kesimpulan yang berbeda tergantung kepada aturan yang diacu. Raden Driejana, Ph.D menjelaskan terkait metode sampling kualitas udara yang harus dilakukan. Metode sampling ini tergantung kepada beberapa hal, diantaranya adalah luas wilayah yang akan dipantau, kegiatan yang ada di wilayah tersebut, dan jenis pencemar yang akan dipantau. Data yang sudah terkumpul ini digunakan untuk merumuskan jenis pencegahan atau pengendalian pencemaran udara yang tepat untuk suatu wilayah.
Kondisi kualitas udara selama pandemi covid-19 di beberapa lokasi dunia dibahas oleh Dr.Eng. Didin Agustian Permadi. Beliau memaparkan bahwa kejadian covid-19 membuat kualitas udara membaik di beberapa contoh negara terpilih yang mencakup eropa, amerika dan asia. Beliau juga menyampaikan bahwa usaha pengurangan pencemaran udara juga sudah dilakukan di beberapa negara, seperti pada pembukaan olimpiade Beijing dengan menekan jumlah kendaraan yang boleh melintas sebelum pembukaan Olimpiade berlangsung.
Kualitas udara juga tergantung pada kebiasaan penduduk. Hal ini dipaparkan oleh Dr. Eng Sudarmanto Budi Nugroho. Beliau menyampaikan ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk menekan polusi udara, seperti pengurangan penggunaan bahan bakar, menggunakan transportasi umum, meletakkan biaya yang cukup tinggi untuk parker dan lain sebagainya. Hal ini semua dapat terlaksana tergantung pada kepribadian penduduknya.
Sebagai penutup, narasumber ini sepakat bahwa perlu tindakan lebih lanjut oleh para akademisi yang memiliki kepakaran di bidang udara untuk membentuk suatu perhimpunan yang kelak bisa memberikan masukan kepada para pembuat kebijakan. Hal ini dinilai perlu dilakukan agar pengelolaan kualitas udara dapat dilakukan dengan lebih baik. (RAL)