Pada tanggal 24 Oktober 2020, telah terlaksana Diskusi Umum Laboratorium Air “Kajian Kandungan Mikroplastik pada Sungai di Kawasan Asia” yang diselenggarakan oleh KBK air Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Andalas. Waktu pelaksanaan dari diskusi umum ini dimulai pada pukul 13.30 WIB sampai 15.30 WIB melalui platform zoom sebagai adaptasi situasi pandemi saat ini. Jumlah peserta yang hadir yaitu sekitar 105 orang, dimana peserta berasal dari Mahasiswa Teknik Lingkungan Unand lintas angkatan. Diskusi umum ini dipandu oleh Silvia Nur Arifah Mz selaku moderator. Pemateri kuliah umum ini yaitu Abdul Hafiz, ST yang merupakan alumni Teknik Lingkungan Universitas Andalas.
Kegiatan diskusi umum ini membahas mengenai bagaimana dan seberapa penting pengkajian kadar mikroplastik di air sungai. Mikroplastik tengah menjadi topik pembahasan serius akhir-akhir ini karena semakin meningkatnya kadar atau konsentrasi mikroplastik dan bahaya yang ditimbulkan semakin meluas. Identifikasi mikroplastik perlu dilakukan dengan melihat aspek bentuk, jenis, warna, dsb. Hal ini dikarenakan perbedaan karakteristik dari mikroplastik yang teridentifikasi akan menunjukkan sumber dan kegiatan apa yang berpotensi menghasilkan limpahan mikroplsatik tersebut. Kajian di kawasan Asia dilakukan karena kawasan Asia dianggap sebagai kawasan tertinggi penghasil mikroplastik di perairan. Hal ini dipengaruhi oleh aktivitas dan budaya keseharian dari masyarakat negara-negara di Asia yang sangat dekat dan lekat dengan penggunaan plastik
Pada tanggal 20 Oktober 2020, telah dilaksanakan Diskusi Umum Laboratorium Buangan Padat “Energy Generation From Solid Waste In Indonesia” yang diselenggarakan oleh KBK Buangan Padat Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Andalas. Waktu pelaksanaan dari kegiatan ini yaitu dimulai dari pukul 14.00 sampai 15.30 WIB melalui platform zoom karena situasi pandemi saat ini. Jumlah peserta yang hadir yaitu sekitar 128 orang, dimana peserta berasal dari berbagai instansi di Indonesia. Diskusi umum ini dipandu oleh seorang moderator yaitu Suci Mahdianti. Pemateri kuliah umum ini yaitu Mhd. Fauzi, ST yang merupakan mahasiswa S2 Teknik Lingkungan ITB dan merupakan alumni Teknik Lingkungan Universitas Andalas.
Diskusi umum ini membahas tentang bagaiamana sampah di Indonesia dapat menjadi sumber energi. Sampah perkotaan dapat berpotensi menjadi biomasa sampai energi. Tekologi recovery energi dari sampah dapat berupa konversi langsung berupa perubahan kimia menjadi panas atau energi listrik ataupun konversi tidak langsung dari struktur kimia yang terikat. Teknologi termal yang digunakan di Indonesia yaitu teknologi WtE. Kesulitan yang dihadapi oleh Indonesia, yaitu kurangnya pengalaman dan kemampuan SDM untuk mengembangkan teknologi ini dan baru 7 kota yang menerapkan teknologi ini. Beberapa negara lain juga sudah menerapkan teknologi ini, seperti Jepang, Taiwan, Singapura dan India. Negara Jepang, Taiwan dan Singapura penerapan teknologi ini sudah sukses diterapkan, namun di India mengalami kesulitan seperti: karakteristik sampah yang kurang mendukung, dari segi pembiayaan, kegagalam OM dan sebagainya yang dapat mempengaruhi kinerja teknologi ini (NZH)
Pada tanggal 17 Oktober 2020, telah dilaksanakan Kuliah Umum K3 Industri “Evaluasi Penerapan Komitmen SMK3 di Perusahaan” yang diselenggarakan oleh KBK Kesehatan Lingkungan Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Andalas. Waktu pelaksanaan dari kegiatan ini yaitu dimulai dari pukul 09.00 hingga pukul 12.00 WIB melalui platform zoom dikarenakan pandemi. Jumlah peserta yang hadir yaitu sekitar 183 orang, dimana peserta berasal dari berbagai instansi di Indonesia. Moderator yang memandu jalannya kuliah umum ini yaitu Ibu Dr. Eng Shinta Silvia. Pemateri kuliah umum ini yaitu Bapak Yulizar Desta Jaya, ST yang merupakan HSE Coordinator Trainer Advicer di PT Biro Klasifikasi Indonesia.
Kuliah umum ini membahas tentang pentingnya penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di perusahaan, dimana SMK3 ini merupakan dasar dari pelaksanaan semua kegiatan kerja di suatu perusahaan. Salah satu faktor yang mempengaruhi implementasi dari penerapan SMK3 yaitu komitmen pemimpin perusahaan dalam penetapan kebijakan K3, karena banyak ditemukan bahwa komitmen pemimpin perusahaan hanya sekedar formalitas saja tanpa menerapkan K3 tersebut sesuai Standard Operational Procedure (SOP). Padahal, penerapan SMK3 yang sesuai dengan SOP akan mengurangi jumlah kasus kecelakaan kerja yang terjadi di lingkungan kerja. Penerapan SMK3 yang dilakukan tentu harus dimonitor dan dievaluasi dalam jangka waktu tertentu oleh tim ahli K3 yang kompeten di bidangnya (RAL).
Padang-12 Oktober 2020. Dedi Cahyadi berkesempatan memberikan kuliah umum untuk menumbuhkan semangat wirausaha khususnya bagi mahasiswa JTL Unand. Dedi Cahyadi adalah co-founder nanobubble Indonesia dan juga pemenang wirausaha muda mandiri tahun 2019. Kuliah umum dilaksanakan pada hari Sabtu/ 10 Oktober 2020 pukul 10.00 WIB s.d 12.00 WIB secara daring. Kuliah umum ini dihadiri oleh lebih kurang 85 orang dengan profesi sebagai pelajar/mahasiswa, ASN dan pengusaha.
Sebagai pembuka, Dedi menjelaskan perjalanan hidupnya sehingga bisa menjadi seorang technopreneur yang berkembang pada saat ini. Teknologi nanobubble yang sudah diinisiasi oleh Dedi dan tim, berhasil membuat udang bahagia dan meningkatkan pemasukan bagi petambak udang. Selain itu, teknik nanobubble saat ini juga sudah merambah bidang kesehatan dengan menciptakan alat pembersih udara dengan prinsip menyemprotkan desinfektan ke dalam ruangan menggunakan teknologi nanobble. Alat ini pun sudah mulai diperjualbelikan di Indonesia.
Selain itu, Dedi juga menyampaikan bahwa untuk memulai suatu usaha, dibutuhkan mental yang tidak mudah menyerah dan tidak mudah baper. “Kalau masih baper, mending mundur sajalah jadi pengusaha”, begitu kata beliau. Dedi juga menambahkan bahwa peluang pendanaan untuk berwirausaha saat ini sangat banyak, sehingga yang menjadi musuh utama kita untu mulai berwirausaha adalah diri kita sendiri.
Dedi juga mengingatkan bahwa tidak ada yang namanya pencurian ide. “Untuk berwirausaha itu, peran ide itu hanya 10%, dan 90% lainnya adalah eksekusi ide”, tambahnya. Sebagai penutup, Dedi menambahkan tentang pentingnya memiliki beberapa asset untuk menghindari kerugian dimasa mendatang (RAL)